Liputan6.com, Pasuruan: Sesosok mayat ditemukan di salah satu vila di kawasan wisata alam Prigen, Pasuruan, Jawa Timur. Korban tewas dengan luka sayatan senjata tajam di leher dan perut. Mayat yang diperkirakan berusia 20 tahun nyaris tanpa busana dan tertutup kain selimut.
Mayat gadis tanpa identitas tersebut pertama kali ditemukan karyawan vila yang hendak membersihkan kamar. Dia kaget saat membuka pintu. Darah berceceran di lantai. Tak menunggu lama, pengelola vila langsung melaporkan penemuan mayat ini kepada pihak kepolisian.
Polisi kesulitan menguak identitas korban. Tidak ditemukan secuil kartu identitas melekat pada diri gadis nahas itu. Namun setelah dilakukan penyelidikan, ditemukan sejumlah petunjuk. Diduga perempuan malang ini ini dihabisi oleha teman kencannya.
Dugaan diperkuat kesaksian karyawan yang sempat melihat korban masuk ke kamar beserta seorang pria. Sejumlah barang bukti yang ditemukan dibawa ke Mapolres Pasuruan. Usai diidentifikasi, mayat korban dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Bangil Pasuruan untuk divisum.
Polisi akhirnya dapat menguak identitas gadis korban pembunuhan di Vila Royal Inn. Gadis nahas itu bernama Nuna Tantri. Nama korban didapat dari ditemukannya kartu identitas korban di dalam jok sepeda motor yang dikendarai tersangka usai menabrak sebuah angkutan kota.
Polisi kemudian membekuk Syaifudin Nur yang tak lain pacar lama korban. Di hadapan penyidik, Udin mengaku membunuh Nuna lantaran cemburu melihat pesan multimedia (MMS) mesra dan foto pria lain di telepon genggam korban.
Berawal dari MMS itu, pertemuan rahasia dua kekasih ini menjadi kacau. Udin merampas HP Nuna dan terjadilah cekcok. Usai bertengkar, Udin pamit keluar vila dengan alasan membeli makanan. Bukanya makanan yang dibeli, Udin membeli pisau di sebuah supermarket.
Lantaran pisau terlalu kecil, Udin pergi ke Pasar Prigen membeli lagi pisau yang ukuran lebih besar. Setelah itu Udin kembali ke vila dan kembali bermesraan dengan Nuna. Saat itulah Udin langsung menghabisi korban tanpa ampun.
Usai membunuh, Udin kabur dengan mengendarai motor milik Nuna. Pisau yang digunakan membunuh juga dibawa bersama laptop dan HP korban. Pisau selanjutnya dibuang ke sungai. Dalam pelarian, Udin mengalami kecelakaan. Sepeda motor jatuh dan rodanya bengkok.
Udin memutuskan meninggalkan sepeda motor itu di tepi jalan. Dan dari penemuan motor itulah polisi dapat mengungkap identitas korban karena di dalam jok motor terdapat kartu pelajar milik Nuna.
Keluarga korban mengaku lega setelah pembunuhnya tertangkap. Mereka meminta pelaku dihukum setimpal. Keluarga korban mengaku terpukul dengan kepergian Nuna yang semasa hidupnya dikenal sebagai anak baik. Nuna juga memiliki sifat pendiam dan menurut pada orang tua.
Namun hubungan asmaranya dengan Udin ditolak orang tua dengan alasan Nuna masih muda. Kini Udin harus mempertanggung jawabkan perbuatannya. Pedagang tas plastik ini dijerat pasal berlapis dengan hukuman maksimal mati.(JUM)
Sunday, February 13, 2011
Cemburu Berujung Maut
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Comments :
0 komentar to “Cemburu Berujung Maut”
Post a Comment